PENERAPAN SNI 482:2018 PENTINGNYA KAPUR PERTANIAN DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH
Pendahuluan
Pemberian pupuk kimia terus-menerus bisa membuat tanah sawah menjadi asam. pH tanah akan menurun dan membuat pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Pengukuran terhadap kemasaman tanah bisa dilakukan dengan kertas lakmus, soil tester atau pH tester. Kenaikan derajat keasaman yang dipaksakan secara mendadak dari sangat asam atau asam kuat menjadi netral membuat tanaman tersiksa, untuk mengatasinya sebaiknya pemberian dolomit secara bertahap, dengan selang waktu 3 minggu dan juga setelah hujan. Setiap tanaman memiliki kesesuaian derajat keasaman yang berbeda-beda, jadi pemberian kapur dolomit dapat diatur dengan menyesuaikan jenis tanaman yang akan ditanam.
Tanaman padi yang dibudidayakan di Indonesia membutuhkan tanah yang netral dengan pH antara 5 sampai 7. Jika tanah terlalu asam, maka pertumbuhan dan produktivitasnya menjadi tidak maksimal. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga pH tanah yaitu dengan mengaplikasikan kapur dolomit atau kapur pertanian. Pengapuran akan membuat pH tanah meningkat dan sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi.
Tanah sawah merupakan tanah yang digunakan untuk budidaya padi, baik terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Rendahnya pH tanah berpengaruh pada produktivitas tanaman, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya unsur- unsur Al, Fe, dan Mn yang bersifat toksis, dan defisiensi unsur hara seperti N, P, Ca, dan Mg.
Perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk organik, kapur pertanian dan pembenah tanah. Penggunaan pupuk organik dimaksudkan untuk perbaikan fisik dan kimia tanah guna peningkatan kesuburan tanah. Pemberian kapur pertanian (dolomit) pada lahan sawah dimaksudkan untuk meningkatkan pH tanah menjadi netral guna peningkatan struktur tanah. Dengan pH tanah yang netral dan adanya pupuk organik, maka akan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, merangsang populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah, bahkan dapat menetralisir senyawa-senyawa beracun baik organik maupun anorganik.
Pemberian kapur dapat meningkatkan pH tanah, kadar Ca dan kejenuhan basa serta mampu menurunkan kadar Al. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 ton/ha. Mutu kapur pertanian disarankan harus mengandung kalsit (CaCO3) total besar atau sama dengan 85% atau CaO total sama besar atau sama dengan 48%.
Pengertian kapur untuk pertanian adalah :
Kapur pertanian disebut juga aglime, batu kapur pertanian, kapur taman atau pengapuran adalah bahan tambahan tanah yang terbuat dari batu kapur atau kapur yang dihaluskan. Komponen aktif utamanya adalah kalsium karbonat . Bahan kimia tambahan bervariasi tergantung pada sumber mineral dan mungkin termasuk kalsium oksida . Berbeda dengan jenis kapur yang disebut kapur tohor (kalsium oksida) dan kapur mati (kalsium hidroksida), bubuk batu kapur tidak memerlukan pembakaran kapur di tempat pembakaran kapur; itu hanya membutuhkan penggilingan. Semua jenis kapur ini terkadang digunakan sebagai kondisioner tanah, dengan tujuan umum menyediakan basa untuk memperbaiki keasaman.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 482:2018 Kapur untuk Pertanian adalah revusu SNI 02-0482-1998. Kapur untuk pertanian adalah bahan alami atau produk buatan tang mengandung senyawa utama kalsium yang bersifat basa dan digunakan untuk mengubah sifat keasaman tanah, dan penyedia unsur hara kalsium karbonat.
Jenis-jenis kapur untuk pertanian adalah sebagai berikut :
a) Batu kapur adalah kapur dengan komponen utama kalsium kerbonat dan dapat mengandung magnesium karbonat
b) Kapur kerang adalah kapur yang berasal dari rumah kerang dengan komponen utama kalsium karbonat
c) Kapur buatan adalah kapur yang diperoleh dari industri dengan komponen utama adalah kalisum karbonat
d. kapur tohor adalah kapur hasil pembakaran batu kapur, rumah kerang atau karang dan kapur hasil industri
e. Kapur padam adalah kapur hasil reaksi kapur tohor dengan air yang membentuk kalisum hidroksida
f. Kapur fospat adalah kapur alam dengan komponenutama kalisum karbonat dan mengandung sedikit Fospor
Dolomite (unhydrous carbonate) dengan rumus kimia CaMg(CO3)2 terbentuk dari kalsium magnesium karbonat, memiliki manfaat sebagai penyedia unsur hara makro sekunder berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Pupuk ini mengandung minimal 29% CaO dan 18% MgO. Reaksi kimia yang ditimbulkan berupa basa (alkali) sehingga menaikkan pH tanah. Pupuk ini berbentuk butiran halus atau tepung berwarna putih keabu-abuan atau putih kebiruan.
Kapur dolomit adalah kapur pertanian yang sering digunakan untuk meningkatkan pH tanah. Kandungan kalsium dan magnesiumnya dibutuhkan untuk menetralisir pH tanah yang masam. Kapur dolomit mengandung unsur hara kalsium oksida (CaO) dan juga magnesium oksida (MgO) dengan kadar yang cukup tinggi hal ini dapat menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah kekurangan kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan menjadi kurang maksimal berproduksi.
Kapur dolomit mengandung unsur hara kalsium oksida (CaO) dan juga magnesium oksida (MgO) dengan kadar yang cukup tinggi hal ini dapat menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah kekurangan kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan menjadi kurang maksimal berproduksi.
Manfaat pupuk dolomit / kapur pertanian untuk tanaman adalah sebagai berikut :
1. Memberikan nutrisi penting bagi tanaman;
2. Membantu mengubah pH tanah sesuai kebutuhan;
3. Dapat menetralisir kejenuhan zat-zat yang berlebih yang bisa meracuni tanah dan tanaman, seperti zat Al (alumunium), Fe (zatbesi) dan Cu (Tembaga);
4. Meningkatkan efektifitas tanah terhadap zaat-zat hara;
5. Menjaga ketersediaan unsur hara dalam tanah;
6. Mengaktifkan berbagai jenis enzim dalam tanaman;
7. Merangsang pembetukan zat lemak, karbohidrat dan nutrisi lain;
Cara menggunakan kapur dolomit:
1. Kapur dolomit digunakan untuk memperbaiki tanah yang rusak, cara aplikasinya adalah kapur dolomit disebar atau ditabur merata pada permukaan tanah yang akan diolah atau sebelum ditanam.
2. Kapur dolomit digunakan sebagai pupuk dasar tanaman, dolomit ditaburkan di dasar lubang tanam kemudian dicampur merata dengan pupuk dan tanah setelah itu ditimbun sedikit dan biarkan selama kurang lebih 1-2 minggu setelah itu baru proses penanaman.
3. Kapur dolomit dikombinasi dengan ZA mampu memasok hara magnesium dan juga sulfat serta nitrogen pada tanaman dan tidak mengasamkan tanah, cara pengaplikasianya yaitu disebar merata di sejajar baris tanaman atau di sekeliling batang tanaman.
4. Kapur dolomit digunakan untuk menetralisirkan tanah masam atau menaikkan pH, pupuk dolomit ditabur secara merata 7-10 hari sebelum diberi pupuk lainya.
Aplikasi kapur dolomit pada lahan sawah akan memberikan dampak baik untuk kondisi tanah yakni bisa menetralkan pH tanah dari asam menjadi netral atau mendekati netral. Kondisi tersebut bisa membuat aktivitas organisme berjalan dengan baik untuk menguraikan bahanorganik dalam tanah. Jika bahan organik terurai dengan sempurna, maka struktur tanah menjadi ideal untuk pertumbuhan tanaman padi. Hal tersebut juga bisa mengurangi risiko pencucian hara. Kapur Dolomit bisa meningkatkan nutrisi untuk tanaman, selain itu dengan pemberian dolomit, maka kemampuan akar menyerap fosfor dan sulfur menjadi lebih baik.
Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk bahan website
Judul : Penerapan SNI 482 : 2018 Pentingnya Kapur Pertanian Dalam Budidaya
Padi Sawah
Ditulis Oleh : Minas Tiurlina Panggabean, SP, M.Si (BPSIP Kep. Bangka Belitung)
Sumber Referensi :
1. https://bptpbabel-ppid.pertanian.go.id/index.php/news/view/2272
2. https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/pupuk-dolomit-untuk-kesuburan-tanaman
3. https://epublikasi.pertanian.go.id/pertanianpress/catalog/download/46/39/255?inline=1
4. https://www.researchgate.net/publication/343194754_APLIKASI_KAPUR_PERTANIAN_UNTUK_PENINGKATAN_PRODUKSI_TANAMAN_PADI_DI_TANAH_SAWAH_ALUVIAL